Saat anak berusia 2-3 tahun atau
batita biasanya mereka kerap menangis. Menangis merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang dilakukan anak seusianya. Anak menangis sebagai bentuk ungkapan
keinginan. Ini terjadi karena keterbatasan kemampuan komunikasi verbal anak
batita. Namun kebiasaan menangis ini dapat dihilangkan perlahan-lahan.
Anak menangis tidak termasuk cengeng
jika tangisannya hanya ditujukan pada keadaan tertentu saja. Biasanya anak akan
menangis karena sakit, lelah, takut, atau karena bertemu dengan orang baru atau
karena ditinggal orang tua. Di usia anak tersebut biasanya sangat sensitif dan
tidak suka mendengarkan kata “tidak” atau “jangan”.
Anda harus mengetahui dan memahami
tangisan anak Anda. Kadang adakalanya Anda biarkan anak menangis. Sebab
menangis adalah salah satu bentuk luapan emosi anak akan suatu kekhawatiran
terhadap suatu keadaan yang mungkin baru bagi mereka. Anda dapat melakukan
beberapa hal terkait tangisan anak, antara lain:
1.
Anda harus cek kebutuhan dasar anak
Anda
harus tahu bahwa anak menangis adalah salah satu bentuk komunikasi. Bisa jadi
anak menangis karena kebutuhan dasarnya belum terpenuhi, seperti anak lapar,
mengantuk, atau karena anak lelah. Jadi tangisan anak tersebut bisa jadi
indikasi untuk Anda segera memberikan kebutuhan si anak sehingga anak akan
berhenti menangis.
2.
Anda hindari kalimat perintah
Saat anak
menangis kenali tangisannya karena apa, jangan hanya menyuruh si kecil untuk
diam dari tangisannya. Apalagi Anda gunakan kalimat larangan, hal itu tidak
akan berhasil untuk menghentikan tangisan anak Anda. Dekati anak dan tanyakan
mengapa dia menangis, bisa jadi anak menangis bukan karena tidak melakukan hal
yang Anda perintahkan namun karena ia menginginkan sesuatu yang sepele.
3.
Pelajari dan tandai tangisan anak
Saat anak
menangis maka Anda harus bisa mengetahui alasan anak itu menangis. Terkadang
anak menangis hanya sebagai cara untuk mendapatkan keinginannya. Si kecil
memanipulasi atau mempelajari perilaku Anda. Jika demikian biarkan si kecil
menangis, tinggalkan sendirian, jangan kembali sebelum tangisannya reda. Hal
ini untuk memahamkan anak bahwa akan percuma saja melakukan perilakunya
tersebut.
4.
Anda terima perasaan si anak
Saat anak
menangis karena berusah menolak aturan dari Anda, sebaiknya Anda tidak
membentak atau memarahinya. Berikan pengertian dan biarkan anak menangis untuk
melepaskan emosinya. Tinggalkan dia, namun Anda harus yakin di aman saat Anda
tinggalkan, biarkan ia sejenak menangis. Jangan membiarkan perilaku anak, tetap
ajarkan keteraturan dan aturan yang harus Anda tanamkan sejak dini pada anak.
5.
Minta anak untuk mengatakan apa yang
jadi keinginannya
Di usia
balita anak memang memiliki keterbatasan kemampuan dalam menyampaikan pikiran
mereka. Saat mereka menginginkan sesuatu yang sederhana sekalipun akan
dilakukan dengan cara menangis. Maka Anda harus ajukan pertanyaan mengapa anak
menangis. Dengan demikian Anda tahu sebenarnya apa yang diinginkan si kecil.
Dari penjelasan di atas, Anda harus
benar-benar mengetahui alasan anak menangis, bagaiman Anda harus bersikap.
Jangan selalu berpikir dan bertindak untuk segera menenangkan anak saat mereka
akan menangis. Sebab ada kalanya si anak diberikan kesempatan menangis untuk
melepas ketidaknyamanan yang dirasakan. Selain itu dengan menangis akan
menumbuhkan kemampuan berekspresi anak. Dengan demikian anak akan belajar
perlahan untuk mengubah tangisannya dan kemudian melisankan perasaan hatinya.
No comments:
Post a Comment