Breaking News
recent

Jangan Lupa Subscribe YouTube kami

Belajar asyik ala anak-anak disleksia



 
sumber gambar: www.google.com
Sebagai orang tua tentu anda ingin mengetahui perkembangan anak-anak anda bukan? Bagaimana jika ternyata anak anda mengalami gangguan disleksia? Anda tak perlu cemas, penderita gangguan disleksia bukan berarti tidak dapat diatasi. Anda harus tahu cara penanganannya yang tepat. Umumnya mereka mengalami kesulitan belajar mengeja, membaca, menulis dan menghitung. Sehingga ada cara tersendiri untuk menerapkan pola belajar pada anak disleksia. Ada cara asyik yang bisa di terapkan untuk anak penderita disleksia, para guru bisa menerapkan pola belajar tersebut. Membaca memang salah satu kesulitan yang di alami penderita gangguan disleksia. Mereka cenderung membolak-balik huruf, mereka juga susah membedakan mana arah kanan dan kiri. Untuk mengeja, mereka susah membedakan huruf-huruf yang hampir mirip, seperti p, q, b, d. Atau mengeja kata “ibu” menjadi “ubi”. Kadang pula, mereka salah menyebutkan jenis angka, misalnya “14” menjadi “41”. Dalam pelajaran membaca, diperlukan keterlibatan dari visual-auditori yang bekerja secara bersama-sama, sejenis kemampuan menggunakan simbol, huruf atau kata.
                Namun, untuk anak usia dini yang mengalami gangguan disleksia akan sulit belajar mengucapkan waktu, arah, serta musim. Nah, untuk penangananya perlu diadakan perhatian khusus. Misalnya dalam satu kelas tidak perlu di isi oleh banyak murid, cukup 10 orang murid saja dan diatasi oleh dua guru. Tentunya cara serta pola pelajaran yang diberikan terhadap anak disleksia pun juga berbeda, kemampuan mereka tidak sama, jelas hal ini memicu ketidaksamaan pula dalam penerapan sistem belajarnya. Pendidik atau orang tua harus memiliki cara pengajaran yang inovatif, kreatif dan tidak hanya mengandalkan satu cara saja, misalnya apabila cara pertama di rasa kurang efektif, dapat menerapkan alternatif cara kedua, ketiga dan seterusnya. Karena masing-masing anak memiliki daya tangkap yang berbeda. “Wakil Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia, Vitriani Sumiatris menuturkan, jika cara A tidak bisa, maka harus menggunakan cara B, namun targetnya tetap sama”. Ia juga mengatakan, jika terdapat 3 model strategi pengajaran yang dapat dilakukan, yaitu Metode Multisensori, Metode Fonik (bunyi), serta metode Linguistik. Metode Multisensori menggunakan kemampuan visual atau penglihatan, kemampuan pendengaran, kesadaran gerak dan perabaan.Untuk metode fonik mengandalkan kemampuan auditori dan visual pada anak gangguan disleksia, dengan cara memberikan nama pada setiap huruf sesuai dengan bunyinya. Sebagai contoh, huruf B di bunyikan eb, dan C dengan bunyi ec. Hal ini dikarenakan penderita gangguan disleksia akan berfikir bila kata becak, maka akan tersusun dari komponen huruf b-c-a-k, sehingga kurang huruf c.
                Untuk metode linguistik, merupakan metode belajar dengan mengenalkan kata secara keseluruhan atau utuh. Trik yang satu ini mengandalkan pada kata-kata yang hampir sama.
Semoga bermanfaat.

tria septiyani

tria septiyani

nama: tria septiyani tempat, tanggal lahir: tanggerang, 6-09-94 pendidikan: S1 Psikologi universitas mercubuana yogyakarta

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.