Breaking News
recent

Jangan Lupa Subscribe YouTube kami

Berikut, 3 Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak | Anda Termasuk Yang Mana?

Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak
Kecerdasan orangtua dalam mendidik anak harus dimiliki karena anak merupakan amanah yang menjadi tanggungjawab setiap orangtua. Hal tersebut wajib dimiliki orangtua agar anak memahami etika dasar, budaya, agama maupun kemanidirian. Karakteristik anak akan terbentuk bergantung pada bagaimana pola asuh yang diberikan orangtua kepadanya.

Dalam dunia psikologi pola pengasuhan anak dikelompokan menjadi tiga, yaitu, permisif, otoriter dan otoritatif. Akan tetapi diantara ketiganya, tidak ada gaya yang ideal karena setiap orangtua memiliki polah asuh anak yang berbeda-beda. Dari ketiga pola asuh tersebut harus disesuaikan dengan sifat anak. Namun, ayah bunda boleh mengikuti salah satu dari tiga filosofi membesarkan anak ini.

Berikut 3 Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak:

1. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak, yaitu, pola asuh dimana orang tua tidak mau terlibat dan tidak mau pusing memikirkan kehidupan anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.

Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa. Beberapa ciri orang tua permisif antara lain orang tua bersikap damai dan selalu menyerah pada anak, untuk menghindari konfrontasi. Orang tua kurang memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Anak dibiarkan berbuat sesuka hatinya untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.  Jenis pola asuh permisif kadang disamakan dengan pola asuh otoritatif. Perbedaan keduanya adalah penggunaan penalaran bukan pada pemberian kewenangan kepada anak. Jenis pola asuh ini sering dikritik karena menerapkan perilaku orang dewasa pada anak-anak. Pola asuh ini tidak dianjurkan untuk anak-anak pemberontak atau agresif.

2. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua cenderung memiliki banyak tuntutan kepada anak dan anakpun harus patuh kepada orang tua. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.


Pola asuh otoriter biasanya  menerapkan suatu aturan dalam keluarga yang dibuat secara sepihak tanpa kompromi termasuk kepada anak.  Aturan yang dibuat biasanya lebih ketat dan cenderung sepihak. Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya.

Anak yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Anak tidak mempunyai pilihan dalam melakukan kegiatan yang ia inginkan, karena semua sudah ditentukan oleh orang tua bahkan anak yang dibesarkan dalam keluarga otoriter cenderung merasa tertekan, dan penurut. Anak cenderung tidak mampu mengendalikan diriNamun di balik itu biasanya anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.

3. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Orang tua otoritatif lebih memberikan kebebasan kepada anak namun orang tua tetap memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak.

Orang tua otoritatif akan lebih memberikan pengertian dan arahan terhadap apa yang dilakukan anak sehingga  anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.


Demikianlah 3 Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak. Ayah bunda termasuk yang mana? Semoga bisa mengimbangi dan memahami pola asuh yang cocok kepada anak.


Admin Psikologika

Admin Psikologika

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.